Passenger terdiri dari janin, placenta, air ketuban. Janin
merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala,
karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan
dengan letak kepala.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak
passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus
ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi,
kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.
- Janin
- Placenta
- Air ketuban ( amnion)
JANIN
Pengertian
Janin adalah hasil dari pertemuan sperma dan ovum yang telah
tumbuh secara sempurna. Janin aterm mempunyai tanda cukup bulan yaitu 38
samppai 42 minggu dengan berat badan sekitar 2500 sampai 3000 gram dan panjang
badan sekitar 50 sampai 55 cm .Didalam rahim posisi janin sebagai berikut :
- Kepala mengadakan fleksi didada
- Tangan menndekap dada
- Kaki mengadakan fleksi dan mengarah perut bayi
Bagian-bagian kepala
janin
Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak :
- Bagian muka, terdiri dari :
- Tulang hidung (os nasale)
- Tulang pipi ( os zygomatikum)
- Tulang rahang atas ( os maxillare )
- Tulang rahang bawah ( os mandibullare )
- Pada persalinan, muka dikenal kalau meraba dagu, mulut, hidung atau rongga mata.
- Bagian tengkorak, terdiri dari :
- Tulang dahi ( os frontale )
- Tulang ubun-ubun (os parietal)
- Tulang pelipis ( os temporale)
- Tulang belakang kepala ( os occipital )
Hubungan antara tulang tengkorak janin ditutup dengan jaringan
ikat yang disebut sutura.
Sutura di kepala janin terdiri dari :
- Sutura frontalis
Sutura yang menghubungkan kedua os frontalis kanan dan kiri
- Sutura sagitalis
Sutura yang menghubungkan kedua os parietalis kanan dan kiri
- Sutura coronaria
Sutura yang menghubungkan os parietalis dengan os frontalis
- Sutura lambdoidea
Sutura yang menghubungkan os parietalis dengan os occipitalis
Pertemuan antara sutura-sutura membentuk ubun-ubun (fontanela )
yaitu :
a.
Ubun-ubun besar ( fontanela
mayor )
- Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antara 1 sutura sagitalis, 2 sutura coronaria, 1 sutura frontalis.
- Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis
- Sebagai petunjuk letak puncak kepala
b.
Ubun-ubun kecil (fontanela
minor )
- Dibentuk oleh satu sutura sagitalis dan 2 sutura lambdoidea
- Sebagai petunjuk letak belakang kepala
Ubun-ubun dan sutura akan baru tertutup kalau anak berumur 1,5 – 2
tahun.
Ukuran-Ukuran Kepala
Janin
- Ukuran muka belakang
1.
Diameter
suboccipito-bregmatika
Dari foramen magnum ke ubun-ubun besar, ukurannya 9,5 cm. Ukuran
ini adalah ukuran muka belakang yang terkecil. Ukuran ini melalui jalan lahir
kalau kepala anak sangat menekur pada letak belakang kepala.
2.
Diameter suboccipito
frontalis
Dari foramen magnum ke pangkal hidung, ukurannya 11 cm. Ukuran ini
melalui jalan lahir pada letak belakang
kepala dengan flexi yang sedang.
3.
Diameter fronto occipitalis
Dari pangkal hidung ke titik terjauh pada belakang kepala,
ukurannya 12 cm. Ukuran ini melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.
4.
Diameter mento occipitalis
Dari dagu ke titik yang
terjauh pada belakang kepala, ukurannya 13,5 cm. Ukuran ini adalah ukuran
terbesardan melalui jalan lahir pada letak dahi.
5.
Diameter submento bregmatika
dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar, ukurannya 9,5
cm. Ukuran ini melalui jalan lahir padda
letak muka.

Ukuran-ukuran muka belakang kepala bayi pada pintu atas panggul menempatkan diri pada ukuran
melintang (diameter tranversa ) atau ukuran serong (diameter oblique ) dari
pintu atas panggul.
- Ukuran melintang
1.
Diameter biparietalis
Ukuran yang terbesar antara kedua os parietal, ukurannya 9 cm.
Pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari
pintu atas panggul (conjugate vera )
2.
Diameter bitemporalis
Jarak yang terbesar antara sutura coronaria kanan kiri, ukurannya
8 cm. Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.
- Ukuran melingkar
1.
Circumferentia suboccipito
bregmatika
Lingkaran kecil kepala dengan ukurannya 32 cm.
2.
Circumferentia fronto
occipito
Lingkaran sedang kepala dengan ukurannya 34 cm.
3.
Circumferential mento
occipito
Lingkaran besar kepala dengan ukurannya 35 cm.
Faktor lain yang
mempengaruhi terhadap persalinan
1.
Sikap (Habitus)
Sikap janin menunjukkan hubungan bagian –bagian dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umunnya dalam sikap fleksi
dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan
bersilang di dada.
2.
Letak ( Situs )
Menunjukkan hubungan sumbu janin dengan sumbu jalan lahir. Bila
kedua sumbunya sejajar disebut letak memanjang, bila tegak lurus satu sama lain
disebut letak melintang.
- Letak membujur ( longitudinal)
1.
Letak kepala
- Letak fleksi = letak belakang kepala ( LBK )
- Letak defleksi = letak puncak kepala, letak dahi, dan letak muka
- Letak sungsang= letak bokong
ü Letak bokong sempurna ( complete breech )
ü Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)
2.
Letak lintang ( Transverse
lie )
3.
Letak miring ( oblique lie )
·
Letak kepala mengolak
·
Letak bokong mengolak
3.
Presentasi
Presentasi menunjukkan bagian janin yang
terdapat di bagian terbawah jalan lahir. Bagian janin yang terbawah menyebutkan
presentasi janin tersebut. Pada letak memanjang, bagian terbawah yaitu dapat
kepala atau bokong, sehingga terdapat presentasi kepala atau presentasi bokong.
Pada letak melintang bagian terbawahnya bahu, sehingga terdapat presentasi
bahu.
- Presentasi kepala dapat bermacam-macam tergantung sikap kepala terhadap badan janin. Apabila kepala flexsi maksimal, bagian terbawahnya adalah belakang kepala (verteks)/presentasi belakang kepala. Apabila defleksi maksimal, bagian terbawahnya muka/ presentasi muka. Apabila janin bersikap antara kedua kondisi ekstrim ini maka terdapat presentasi sinsiput dengan bagian terbawah ubun-ubun besar, dan presentasi dahi dengan bagian terbawah dahi. Kedua presentasi terakhir ini hanya merupakan presentasi belakang transisi, karena dengan majunya partus akan beralih menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi muka.
- Presentasi bokong, bila kedua tungkainya lurus disamping badan janin (extended, maka bagian terbawahnya hanyalah bokong sehingga disebut presentasi bokong (frank breech presentation ), bila kedua tungkainya bersilang disamping bokong, bagian terbawahnya bokong dan kaki sehingga disebut presentasi bokong ( full breech presentation) dan bila salah satu atau kedua kakinya menjulur lebih awal dari pada bokongnya maka disebut presentasi kaki ( single or double foot or footling presentation ).
PLASENTA
Pengertian
Placenta adalah suatu organ dalam kandungan pada masa kehamilan. Pembentukan
plasenta merupakan proses yang mengesankan,
karena sejak implantasinya pertama, yang sel trofoblas dengan vili
korialis bertindak sebagai “sel ganas”, dengan segala kemampuannya melakukan
destruksi terhadap desidua yang telah siap menerima implantasi. Pada akhir
proses pembentukannya minggu ke-16, proses destruksi itu berhenti dengan
sendirinya.
Dalam perjalanan destruksinya terjadi pengrusakan desidua jauh ke
dalam struma basalis, dengan menanamkan korion frondosumnya sehingga plasenta
dengan mantap tertanam dalam desidua. Dalam perjalanannya terjadi destruksi
pembuluh darah vena pada hari ke 12-13, sedangkan destruksi pembuluh darah
arteri, terjadi pada hari ke 14-15. Dengan terbukanya pembuluh vena dan arteri
pada hari ke 14-15, terjadilah sirkulasi retroplasenta, sebagai bagian penting
untuk mendukung tumbuh kembangnya janin dalam rahim sehingga vili korialis
mendapatkan saripati nutrisi dari darah ibu secara langsung. Pembentukan vili
korialis pada hari ke 17 yang berasal dari mesenkim (mesoderm) sehingga sejak
saat itu mulai terdapat “sirkulasi janin”.
Bagian- bagian
Placenta
Plasenta terbentuk dengan lengkap pada minggu ke-16 dengan ciri
mempunyai bagian maternal dan bagian fetalis, sebagai berikut:
- Bagian maternal
a.
Bagian desidua maternal
·
Stroma kompakta
·
Stroma spongiosa
·
Septum yang berasal dari
desidua
b.
Lapisan Nitabuch, yang
membatasi tetanamnya korion frondosum pada basalis
- Bagian fetalis
a.
Menghadap ke janin: membrana
korii
·
Amnionnya
·
Pembuluh darah janin vena
dan arteri
b.
Menghadap ke arah maternal
·
Korion frondosum
·
Kotiledon dengan vili
korialisnya
Sirkulasi retroplasenta merupakan sirkulasi tersendiri untuk dapat
melangsungkan pertukaran nutrisi, elektrolit, O2 dan CO2,
membuang hasil metabolisme yang tidak berguna bagi janin, dan memasukkan
bahan-bahan yang diperlukan secara khusus. Dengan demikian, darah janin dan
darah ibu yang berada dibelakang plasenta tidak bercampur dan dibatasi oleh
“membrane plasenta”, yang terdiri dari:
- Lapisan sel sinsitiotrofoblas
- Lapisan sitotrofoblas (sel Langhan)
- Jaringan ikat penyangga pada vili korialis
- Endotel kapiler pembuluh darah janin

Sirkulasi retroplasenta
Pada hari ke 12-13 pembuluh darah vena desidua telah didestruksi
sehingga terbuka dan menimbulkan “lakuna yang berisi darah ibu” selanjutnya
pada hari ke 14-15, pembuluh darah arteri spiralis terbuka sehingga sejak saat
itu telah terbentuk “sirkulasi retroplasenta awal”. Dengan demikian, nutrisi
telah diambil dari sirkulasi darah ibu, dan diikuti tumbuh kembangnya plasenta
sampai usia kehamilan 16 minggu.
Sirkulasi retroplasenta sangat penting artinya karena melalui
sirkulasi semua fungsi plasenta dapat berlangsung. Terdapat beberapa faktor
penting yang menentukan mekanisme sirkulasi retroplasenta sebagai berikut:
- Pembuluh darah arteri dari arteri spiralis, seolah-olah tegak lurus sehingga dapat menyemburkan darah sampai palsental plate.
- Tekanan arteri spiralis yang menyemburkan darah sekitar 80 mmHg.
- Vena-vena di desidua seolah-olah berjalan sejajar dengan dinding rahim, dengan tekanan sekitar 8 mmHg.
- Pada beberapa tempat tertentu dijumpai penampungan sementara darah retroplasenta sehingga tidak menggangu pertukaran nutrisi.
- Dibagian tepi tempat penampungan darah terdapat sinus marginalis.
- Tekanan dari aorta sampai vena cava berangsur-angsur menurun sehingga dapat membantu sirkulasi retroplasenta.
- Terdapat juga arteriovenosus shunt sehingga dapat mengendalikan tekanan sirkulasi retroplasenta dalam situasi stabil.
Efek semburan cabang arteri spiralis yang relatif tegak lurus
dapat menimbulkan gerakan pasif dari vili korialis sehingga hampir seluruh
permukaannya akan tersiram oleh darah dalam sirkulasi retroplasenta itu.
Dikemukakan bahwa setiap plasenta mempunyai sekitar 16-20
kotiledon yang selanjutnya mempunyai cabang besar dan kecil dengan
ujungnya, yaitu “vili korialis”.
Diperkirakan bahwa luas permukaan plasenta yang dianggap aktif ikut serta dalam
proses pertukaran nutrisi lainnya sekitar 11 m2.
Pada minggu ke 16 setelah plasenta selesai terbentuk, sel lapisan
sitotrofoblas atau sel langhan, makin menghilang, sehingga mempermudah
terjadinya pertukaran nutrisi dan kebutuhan lainnya.
Pada saat inpartu dengan kontraksi otot rahim dalam jarak pendek,
secara keseluruhan fungsi plasenta tidak terganggu oleh karena tekanan darah
dan lamanya aliran darah retroplasenta dikendalikan oleh arteriovenous shunt
sebagai berikut :
- Kontraksi otot rahim mungkin akan menutup sebagian vena desidua basalis, tetapi tidak akan menutup seluruh arteria spiralis yang mempunyai dinding yang lebih tebal.
- Dengan demikian aliran darah arteria akan tetap mengalir, dan waktu keberadaannya disirkulasi retroplasenter akan lebih lama sehingga pertukaran nutrisi atau fungsi plasenta lainnya tetap dapat berlangsung.
- Dalam situasi kontraksi inilah sinus marginalis sangat berfungsi untuk menampung darah sementara.
His inpartu sekitar 3-4 kali dalam 10 menit, sehingga masih
terdapat peluang interval, terjadinya aliran darah normal keluar dari sirkulasi
retroplasenta.
Dalam kontraksi otot rahim yang sangat cepat sampai tetania uteri
atau tali pusat terjepit, akan terjadi asfiksia intrauteri yang dapat
dibuktikan dengan perubahan dan gangguan detak jantung janin.
Proses pematangan plasenta telah terjadi sejak kehamilan berumur
28 minggu, dan berlangsung terus sampai hamil aterm dengan tanda sebagai
berikut:
- Terjadi penebalan membran
- Terjadi timbunan fibrin dan kalsium, pada vili korialis dan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan obliterasi pembuluh darah.
- Obliterasi pembuluh darah menimbulkan infark kecil dan besar karena kekurangan darah dan akan menambah timbunan kalsium.
Pematangan plasenta menimbulkan gangguan fungsinya dan menurunnya
pengeluaran hormonal sehingga dapat dimulai timbulnya kontraksi Braxton Hick
yang pada gilirannya menjadi kontraksi untuk persalinan.

Fungsi plasenta
Fungsi plasenta dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Plasenta sebagai alat pertukaran nutrisi
Untuk dapat melaksanakan fungsi nutrisi, plasenta dapat melakukan
dengan jalan:
a.
Pertukaran zat pasif
1). Secara filtrasi
·
Plasenta bertindak sebagai
membran semi permeabel.
·
Perbedaan tekanan
hidrostatik dapat menimbulkan filtrasi zat yang larut dalam air, mengalir ke
tempat dengan tekanan yang lebih rendah.
2). Difusi
·
Molekul kecil yang dapat
melalui sifat membran semi permeabel plasenta.
·
Arah aliran zat yang larut
dalam air, tergantung dari konsentrasinya.
·
Difusi akan lebih cepat
aktif karena terdapat molekul pengangkut atau system saluran disebut “system
karier”.
3). Dengan diapedesis : khususnya untuk eritrosit.
b.
Melalui fungsi transport
aktif
1). Diatur oleh sistem enzim
·
Dijumpai bahwa terdapat
aliran kontinu beberapa zat yang sangat diperlukan janin untuk tumbuh
kembangnya walaupun konsentrasinya sudah cukup tinggi.
·
Cara kerja enzim untuk tetap
mengalirkan keperluannya dapat dipecah dulu pada vili korialis dan selanjutnya
disintesis kembali setelah dimasukkan kedalam darahnya.
·
Untuk dapat melaksanakan
tugas transportasi aktif ini diperlukan metabolisme tinggi dalam plasenta.
·
Bahan yang ditransportasi
aktif dan dipecah dulu adalah:
-
Protein menjadi asam amino
-
Lemak menjadi asam lemak
bebas
-
Polisakarida menjadi
monosakarida
2). Sistem pinositosis
·
Pengambilan zat secara
khusus dengan metode ameboid
·
Zat yang masuk melalui
pinositosis adalah protein dan antibodi.
- Plasenta sebagai alat respirasi
Untuk terjadinya pertukaran gas CO2 dan O2
dalam plasenta, diperlukan aktivitas khusus plasenta selain adanya perbedaan
tekanan kedua gas. Dengan kemampuan pertukaran gas ini, seolah-olah plasenta
dapat ikut serta dalam keseimbangan asam basa antara darah ibu dan fetal
sehingga pHnya tetap terkendali.
Lebih lanjut, aktivitas terbatas plasenta ini dapat mempertahankan
keseimbangan tekanan gas pada ruang intervillous sehingga pertukaran gas ini
berlangsung mantap.
Dikemukakan bahwa terdapat perbedaan PO2 sekitar 10
mmHg antara vena umbilikalis dan vena uterina dan besar perbedaan yang sama
antara vena umbilikalis dengan ruang intervillous.
Sekalipun diketahui bahwa CO2 larut dalam darah dan
jaringan tetapi perbedaan tekanan PCO2 antara vena umbilikalis dan
vena uterina hanya 3 mmHg.
Kecilnya perbedaan PO2 dan PCO2 antara
arteria dan vena umbilikalis, dapat disebabkan tingginya metabolisme yang
terdapat pada plasenta. Selain itu terjadi ketidakmerataan pertukaran gas di
semua bagian plasenta.
Karbondioksida dalam darah dapat berbentuk larutan CO2
atau sebagai bikarbonat yang berfungsi sebagai keseimbangan asam basa atau
buffer. Oleh karena itu , aliran karbondioksida dari janin kematernal, terjadi
dalam bentuk molekul yang berlangsung secara difusi.
Disamping itu, terdapat perbedaan afinitas elektrolit fetal yang
lebih tinggi terhadap O2 sehingga dengan mudah dapat melepaskan CO2
ke dalam darah ibu. Sedangkan afinitas elektrolit dewasa terjadi sebaliknya, yaitu
dengan mudah melepaskan O2 dan mudah menarik CO2.
- Plasenta sebagai alat seksresi
Setelah ginjal janin mulai berfungsi, sebagian hasil metabolisme
akan dikeluarkan melalui ginjal. Hasil metabolisme meliputi kreatinin, ureum,
elektrolit, amoniak, dan sebagainya. Semua sisa metabolisme tersebut akhirnya
akan disalurkan sebagai air seni janin dan dijumpai pada air ketuban.
- Plasenta sebagai sawar
Plasenta merupakan pemisah yang sangat efektif terhadap
tercampurnya darah janin dan maternal sehingga disebut sebagai sistem
“hemokoreoendothelial”. Sistem ini sangat penting untuk perkawinan antar bangsa
yang sebagian perempuannya mempunyai “rhesus negatif” dengan pria yang
mempunyai sistem rhesus positif. Sawar plasenta tidak begitu efektif karena
masih dapat ditembus oleh:
a.
Virus dan berbagai bakteri
b.
Obat-obatan
Kedua hal diatas dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya janin dalam
rahim, pada waktu terjadi “organogenesis” yaitu pembentukan organ.
- Plasenta sebagai sumber hormon kehamilan
Selama kehamilan seolah-olah plasenta dapat menggantikan fungsi
hipofisis bahkan mungkin hipotalamus dan memicu dikeluarkannya hormon
gonadotropin sehingga semua metabolisme tubuh dapat ditingkatkan untuk
mendukung tumbuh kembangnya janin dalam rahim.
Plasenta bertindak sebagai master of gland during pregnancy
sehingga fungsinya harus diketahui dengan baik untuk dapat melakukan evaluasi
terhadap perkembangan kehamilan yang sedang berlangsung.
a.
Human chorionic
gonadotrophin
Human chorionic gonadotrophin telah dikeluarkan sejak hari ke7-9
setelah ovulasi atau saat terbentuknya blastokis sehingga dapat mempertahankan
korpus luteum graviarum sampai plasenta terbentuk. Puncak dikeluarkannya hCG tercapai
pada kehamilan umur 60 hari atau minggu ke 10 dan selanjutnya makin menurun
sampai kehamilan aterm.
Fungsi human chorionic gonadotrophin adalah:
·
Saat permulaan kehamilan
korpus luteum sampai plasenta tumbuh dengan lengkap
·
hCG pada janin laki-laki
masuk kesirkulasi darah janin sehingga merangsang pengeluaran testosteron dari
sel leydig.
·
hCG merangsang
dikeluarkannya relaksin dari desidua sehingga dapat menimbulkan relaksasi otot
rahim dan vasodilatasi pembuluh darah.
·
Sifat rangsangan hCG dapat
bertindak sebagai LH, TSH, dan FSH, tetapi tertekan karena tingginya
konsentrasi hormon steroid eperti estrogen dan progesterone.
b.
Human placental lactogen
Sudah dapat dideteksi 5-10 hari setelah fertilisasi
Fungsinya adalah:
·
Meningkatkan transportasi
asam amino menuju janin
·
Meningkatkan hidrolisis
lemak menjadi asam lemak sehingga dapat dipergunakan dalam metabolisme dan
membentuk cadangan lemak baru.
·
Merupakan antiinsulin
maternal yang relative tinggi sehingga dapat menekan penggunaan glukosa oleh
ibu dan diarahkan menuju sumber energi janin.
·
Dengan konsentrasi yang
tinggi , pengeluaran FSH dan LH maternal dapat ditekan sehingga tidak terjadi
tumbuh kembang primer folikel dan menghalangi terjadinya ovulasi.
·
Konsentrasi human prolactine
inilah yang menyebabkan terjadinya pengeluaran ASI selama kehamilan.
c.
Somatomammotropin
Dibentuk di plasenta dengan fungsi yang dapat membantu human
placenta lactogen sehingga metabolisme karbohidrat dan lemak berlangsung lebih
baik.
d.
Pembentukan estrogen
Pembentukan estrogen diatur oleh empat komponen penting yaitu:
·
Sumbernya adalah low density
lipoprotein (LDL)
·
Pengaturan dalam atau oleh
hormon kelenjer hipofisis
·
Pengaturan atau pembentukan intraplasenta
·
Pengaturan atau pembentukan
intra kelenjar adrenal janin.
AIR KETUBAN (cairan
amnion)
Pengertian
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam ruangan
yang diliputi selaput janin yang merupakan element penting dalam proses
persalinan. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menetukan diagnose
kesejahteraan janin.
Struktur cairan amnio
Volume
air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc. Air ketuban
berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis
atau netral, dengan berat jenis1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air,
sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo,
verniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6% g per liter,
terutama albumin.
Dijumpainya lesitin dan sfingomielin dalam air
ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah paru-paru janin sudah matang,
sebab peningkatan kadar lesitin merupakan tanda bahwa permukaan paru-paru
(alveolus) diliputi oleh zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru
untuk berkembang dan bernafas. Cara penilaiannya adalah dengan cara menghitung
rasio L/S. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau letak janin
sungsang, maka akan kita jumpai warna air ketuban yang keruh kehijauan, karena
telah bercampur dengan mekoneum.
Kondisi normal Amnion
Kondisi normal Amnion
Seiring
pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin mempengaruhi
komposisi cairan ketuban. Jumlah air ketuban tidak terus sama dari minggu ke
minggu kehamilan. Jumlah itu pun akan bertambah atau berkurang sesuai
perkembangan kehamilan. Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata-rata
239 ml. Lalu meningkat jadi+ 984 ml pada usia kehamilan 33-34
minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.
Cara Mengenali Air Ketuban
- Dengan lakmus,
- Makroskopis : bau amis, adanya lanugo, rambut, dan veniks caseosa, bercampur mekoneum,
- Mikroskopis : lanugo dan rambut,
- Laboratorium : kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kencing.
Fungsi cairan
amnion
1. Fungsi cairan amnion Untuk proteksi janin,
2. Mencegah perlekatan
janin dengan amnion,
3. Agar janin dapat
bergerak dengan bebas,
4. Regulasi terhadap panas
dan perubahan suhu,
5. Mungkin untuk menambah
suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum, yang kemudian
dikeluarkan melalui kencing janin,
6. Meratakan tekanan
intrauterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah,
7. Peredaran air ketuban
dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira 350-500 cc.
Kelainan air ketuban
a.
Polihidramion
Cairan ketuban paling
banyak dihasilkan oleh proses urinasi atau produksi air seni janin. Si jabang
bayi minum air ketuban dalam jumlah yang seimbang dengan air seni yang
dihasilkannya. Volume air ketuban mestinya tidak persis sama dari waktu ke
waktu. Volume ini mengalami puncak di umur kehamilan sekitar 33 minggu, yakni
sekitar 1-1,5 liter yang berangsur berkurang mendekati kehamilan cukup bulan
(40 minggu). Pada kasus hidramnion, volume bisa mencapai 3-5 liter yang umumnya
terjadi setelah umur kehamilan mencapai 22 minggu atau sekitar 5 bulan.
Polihidramion terjadi karena:
·
Produksi air seni janin berlebihan.
·
Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk,
yaitu hidrosefalus, atresia saluran
cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing kongenital.
·
Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin sehingga ia tak
bisa menelan air ketuban. Alhasil, volume air ketuban meningkat drastis.
·
Kehamilan kembar, karena ada dua janin yang menghasilkan air seni.
·
Ada proses infeksi.
·
Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem
saraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan.
·
Ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol.
·
Inkompatibilitas/ketidakcocokan Rhesus.
Gejala
Gejala yg dirasakan ibu
adalah: susah bernafas, berdebar2 dan bengkak pada kaki. Saat diperiksa perut
ibu tampak tegang dan mengkilat. Tinggi rahim melebihi usia kehamilan serta
bagian2 janin sulit diraba dari luar. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
seperti USG untuk menilai AFI, jumlah bayi, letak bayi dan deteksi kelainan
kongenital bayi.
Komplikasi
Kompliaksi yang bisa tejadi adalah: Pre-eklampsia, KPD,
Persalinan kurang bulan, perdarahan pra-persalinan.
Dampak
Cairan ketuban yang berlebih berdampak buruk. Ibu biasanya merasa
kandungannya cepat sekali membesar. Pada kasus hidramnion ekstrem, pembesaran
perut biasanya begitu berlebihan sehingga dinding perut menjadi sedemikian
tipis. Bahkan pembuluh darah di bawah kulit pun terlihat jelas. Lapisan kulit
pecah, sehingga tampak guratan-guratan nyata pada permukaan perut. Kalau
diukur, pertambahan lingkaran perut terlihat begitu cepat. Begitu juga tinggi
rahim.
Cairan ketuban yang berlebih menyebabkan peregangan rahim, selain
menekan diafragma ibu. Itu semua akan memunculkan keluhan-keluhan serupa dengan
kehamilan kembar, di antaranya sesak napas/gangguan pernapasan yang berat,
pertambahan berat badan berlebih dan bengkak di sekujur tubuh. Keluhan-keluhan
tersebut ujung-ujungnya akan memicu terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang
mungkin harus diakhiri dengan persalinan prematur.
Disamping itu, letak janin umumnya jadi tidak normal. Dengan alat
pemeriksa, suara denyut jantung janin terdengar jauh karena letaknya jadi cukup
jauh dari permukaan. USG bisa mendapat diagnosis yang lebih pasti dengan cara
mengukur ketinggian kantung air ketuban dan indeks cairan amnion. Alat ini
sekaligus dapat mengetahui apakah ada kelainan bawaan pada janin dan gangguan
pertumbuhan janin.
Peregangan atau tekanan yang begitu kuat pada dinding rahim dapat
memicu terjadinya kontraksi sebelum waktunya. Namun, dokter tentu akan
mengupayakan agar tidak terjadi persalinan prematur dengan cara memberikan obat
“peredam” kontraksi.Cairan ketuban yang berlebih juga bisa meningkatkan risiko
komplikasi persalinan, yaitu perdarahan pascapersalinan. hidramnion juga amat
memungkinkan terjadinya komplikasi plasenta terlepas dari tempat perlekatannya.
Belum lagi risiko terjadinya kematian janin dalam kandungan.
Yang jelas, kemungkinan ibu menjalani bedah sesar jauh lebih
tinggi dibanding kehamilan biasa mengingat letak janin yang tidak normal dan
menurunnya tingkat kesejahteraan janin.
Cara mengatasi
Cara
yang biasanya ditempuh adalah dengan menyedot atau mengeluarkan sebagian cairan
ketuban melalui sebuah jarum khusus yang dimasukkan dari permukaan perut yang
disebut dengan amniosentesis. Cairan tersebut akan diperiksa sel-sel
kromosomnya untuk ditelusuri apakah ada kelainan. Tindakan ini dapat dilakukan
berulang kali sampai kehamilan cukup bulan. Tindakan ini juga dapat digunakan
untuk mengurangi rasa sesak si ibu yang kadang tak tertahankan.
Kemungkinan persalinan
Operasi
sesar juga tidak otomatis menjadi jalan terbaik bagi persalinan dengan kasus
ini. Prinsip utama dan dasar ilmu kedokteran secara universal yaitu “primum non
nocere”, artinya “pertama-pertama janganlah melukai”. Jadi, pada kasus
hidramnion dimana kemungkinan kecacatan janin tinggi, dokter kandungan akan
berpikir dua kali sebelum memilih “melukai ibu” untuk mendapat bayi yang
“cacat” dengan kemungkinan hidup kecil. Para dokter akan mengupayakan
persalinan per vaginam walupun ibu bergelut dengan kasus hidramnion.
b.
Oligohidramion
Cairan
ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc. Hal ini
diketahui dari hasil pemeriksaan USG. Istilah medisnya oligohidramnion. Ibu
harus curiga jika ada cairan yang keluar secara berlebih atau sedikit tetapi
terus-menerus melalui vagina. Biasanya berbau agak anyir, warnanya jernih, dan
tidak kental. Sangat mungkin itu adalah cairan yang keluar/merembes karena
ketuban mengalami perobekan. Tanda lainnya adalah gerakan janin menyebabkan
perut ibu terasa nyeri.segera konsultasikan dengan dokter/bidan untuk
memastikan apakah itu cairan ketuban atau bukan. Salah satu kemungkinan
penyebab terjadinya ketuban pecah dini adalah infeksi vagina/jalan lahir.
Dengan demikian untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini, ibu harus
berupaya menjaga kebersihannya agar tidak terkena infeksi jalalahir.

Dampak
Kurangnya
cairan ketuban tentu saja akan mengganggu kehidupan janin, bahkan dapat
mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh dalam “kamar
sempit” yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada kasus ekstrem
dimana sudah terbentuk amniotic band (benang/serat amnion) bukan tidak mustahil
terjadi kecacatan karena anggota tubuh janin “terjepit” atau “terpotong” oleh
amniotic band tersebut. Efek lainnya, janin berkemungkinan memiliki cacat
bawaan pada saluran kemih, pertumbuhannya terhambat, bahkan meninggal sebelum
dilahirkan. Sesaat setelah dilahirkan pun, sangat mungkin bayi berisiko tak
segera bernapas secara spontan dan teratur.
Bahaya
lainnya akan terjadi bila ketuban lalu robek dan airnya merembes sebelum tiba
waktu bersalin. Kondisi ini amat berisiko menyebabkan terjadinya infeksi oleh
kuman yang berasal dari bawah. Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air
ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar.
Mengatasi
Sebenarnya
air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal dan janin masih
hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun sudah pecah
berhari-hari. Walau sebagian berasal dari kencing janin, air ketuban berbeda
dari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang menjadi petunjuk bagi wanita
hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air ketuban atau air seni.
Supaya
volume cairan ketubankembali normal, dokter umumnya menganjurkan ibu hamil
untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang.
Pendapat bahwa satu-satunya cara untuk memperbanyak cairan ketuban adalah
dengan memperbanyak porsi dan frekuensi minum adalah “salah kaprah”.
Kemungkinan persalinan
Tidak
benar bahwa kurangnya air ketuban membuat janin tidak bisa lahir normal
sehingga mesti dioperasi sesar. Bagaimanapun, melahirkan dengan cara operasi
sesar merupakan pilihan terakhir pada kasus kekurangan air ketuban. Meskipun
ketuban pecah sebelum waktunya, tetap harus diusahakan persalinan per vaginam
dengan cara induksi yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung.:Elstar
Offset
Manuaba, I.B.G, dkk.
2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta. :Buku Kedokteran (EGC)
Sastrawinata, Sulaiman.
1983. Obstetri Fisiologi. Bandung.: Eleman
Sulistyawati, Ari.
2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika
http://www.drdidispog.com/2009/06/oligohidramnion-air-ketuban-sedikit.html