Senin, 02 April 2012

PASSENGER ( ISI KEHAMILAN )



Passenger terdiri dari janin, placenta, air ketuban. Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.
PASSENGER ( ISI KEHAMILAN )
  • Janin
  • Placenta
  • Air ketuban ( amnion)


JANIN
Pengertian
Janin adalah hasil dari pertemuan sperma dan ovum yang telah tumbuh secara sempurna. Janin aterm mempunyai tanda cukup bulan yaitu 38 samppai 42 minggu dengan berat badan sekitar 2500 sampai 3000 gram dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm .Didalam rahim posisi janin sebagai berikut :

  • Kepala mengadakan fleksi didada
  • Tangan menndekap dada
  • Kaki mengadakan fleksi dan mengarah perut bayi

Bagian-bagian kepala janin
Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak :
  1. Bagian muka, terdiri dari :

  • Tulang hidung (os nasale)
  •  Tulang pipi ( os zygomatikum)
  •  Tulang rahang atas ( os maxillare )
  • Tulang rahang bawah ( os mandibullare )
  • Pada persalinan, muka dikenal kalau meraba dagu, mulut, hidung atau rongga mata.


  1. Bagian tengkorak, terdiri dari :

  •  Tulang dahi ( os frontale )
  •  Tulang ubun-ubun (os parietal)
  • Tulang pelipis ( os temporale)
  • Tulang belakang kepala ( os occipital )

Hubungan antara tulang tengkorak janin ditutup dengan jaringan ikat yang disebut sutura.
Sutura di kepala janin terdiri dari :
  • Sutura frontalis
Sutura yang menghubungkan kedua os frontalis kanan dan kiri
  • Sutura sagitalis
Sutura yang menghubungkan kedua os parietalis kanan  dan kiri
  • Sutura coronaria
Sutura yang menghubungkan os parietalis dengan os frontalis
  • Sutura lambdoidea
Sutura yang menghubungkan os parietalis dengan os occipitalis
Pertemuan antara sutura-sutura membentuk ubun-ubun (fontanela ) yaitu :
a.       Ubun-ubun besar ( fontanela mayor )
    • Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antara 1 sutura sagitalis, 2 sutura coronaria, 1 sutura frontalis.
    • Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis
    • Sebagai petunjuk letak puncak kepala
b.      Ubun-ubun kecil (fontanela minor )
    • Dibentuk oleh satu sutura sagitalis dan 2 sutura lambdoidea
    • Sebagai petunjuk letak belakang kepala
Ubun-ubun dan sutura akan baru tertutup kalau anak berumur 1,5 – 2 tahun. 

Ukuran-Ukuran Kepala Janin
  1. Ukuran muka belakang
1.      Diameter suboccipito-bregmatika
Dari foramen magnum ke ubun-ubun besar, ukurannya 9,5 cm. Ukuran ini adalah ukuran muka belakang yang terkecil. Ukuran ini melalui jalan lahir kalau kepala anak sangat menekur pada letak belakang kepala.
2.      Diameter suboccipito frontalis
Dari foramen magnum ke pangkal hidung, ukurannya 11 cm. Ukuran ini melalui jalan lahir pada  letak belakang kepala dengan flexi yang sedang.
3.      Diameter fronto occipitalis
Dari pangkal hidung ke titik terjauh pada belakang kepala, ukurannya 12 cm. Ukuran ini melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.
4.      Diameter mento occipitalis
Dari  dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala, ukurannya 13,5 cm. Ukuran ini adalah ukuran terbesardan melalui jalan lahir pada letak dahi.
5.      Diameter submento bregmatika
dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar, ukurannya 9,5 cm. Ukuran ini melalui jalan lahir  padda letak muka.

Ukuran-ukuran muka belakang kepala bayi pada pintu atas  panggul menempatkan diri pada ukuran melintang (diameter tranversa ) atau ukuran serong (diameter oblique ) dari pintu atas panggul.
  1. Ukuran melintang
1.      Diameter biparietalis
Ukuran yang terbesar antara kedua os parietal, ukurannya 9 cm. Pada  letak belakang kepala  ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas panggul (conjugate vera )
2.      Diameter bitemporalis
Jarak yang terbesar antara sutura coronaria kanan kiri, ukurannya 8 cm. Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.
  1. Ukuran melingkar
1.      Circumferentia suboccipito bregmatika
Lingkaran kecil kepala dengan ukurannya 32 cm.
2.      Circumferentia fronto occipito
Lingkaran sedang kepala dengan ukurannya 34 cm.
3.      Circumferential mento occipito
Lingkaran besar kepala dengan ukurannya 35 cm.

Faktor lain yang mempengaruhi terhadap persalinan
1.      Sikap (Habitus)
Sikap janin menunjukkan hubungan bagian –bagian dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umunnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang  di dada.
2.      Letak ( Situs )
Menunjukkan hubungan sumbu janin dengan sumbu jalan lahir. Bila kedua sumbunya  sejajar disebut letak  memanjang, bila tegak lurus satu sama lain disebut letak melintang.
    • Letak membujur ( longitudinal)
1.      Letak kepala
      • Letak fleksi = letak belakang kepala ( LBK )
      • Letak defleksi = letak puncak kepala, letak dahi, dan letak muka
      • Letak sungsang= letak bokong
ü  Letak bokong sempurna ( complete breech )
ü  Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)
2.      Letak lintang ( Transverse lie )
3.      Letak miring ( oblique lie )
·                   Letak kepala mengolak
·                   Letak bokong mengolak
3.      Presentasi
Presentasi menunjukkan bagian janin yang terdapat di bagian terbawah jalan lahir. Bagian janin yang terbawah menyebutkan presentasi janin tersebut. Pada letak memanjang, bagian terbawah yaitu dapat kepala atau bokong, sehingga terdapat presentasi kepala atau presentasi bokong. Pada letak melintang bagian terbawahnya bahu, sehingga terdapat presentasi bahu.
    • Presentasi kepala dapat bermacam-macam tergantung sikap kepala terhadap badan janin. Apabila kepala flexsi maksimal, bagian terbawahnya adalah belakang kepala (verteks)/presentasi belakang kepala. Apabila defleksi maksimal, bagian terbawahnya muka/ presentasi muka. Apabila janin bersikap antara kedua kondisi ekstrim ini maka terdapat presentasi sinsiput dengan bagian terbawah ubun-ubun besar, dan presentasi dahi dengan bagian terbawah dahi. Kedua presentasi terakhir ini hanya merupakan presentasi belakang transisi, karena dengan majunya partus akan beralih menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi muka.
    • Presentasi bokong, bila kedua tungkainya lurus disamping badan  janin (extended, maka bagian terbawahnya hanyalah bokong sehingga disebut presentasi bokong   (frank breech presentation ), bila kedua tungkainya bersilang disamping bokong, bagian terbawahnya bokong dan kaki sehingga disebut presentasi bokong ( full breech presentation) dan bila salah satu atau kedua kakinya menjulur lebih awal dari pada bokongnya maka disebut presentasi kaki ( single or double foot or footling presentation ).

PLASENTA
Pengertian
Placenta adalah suatu organ dalam kandungan pada masa kehamilan. Pembentukan plasenta merupakan proses yang mengesankan,  karena sejak implantasinya pertama, yang sel trofoblas dengan vili korialis bertindak sebagai “sel ganas”, dengan segala kemampuannya melakukan destruksi terhadap desidua yang telah siap menerima implantasi. Pada akhir proses pembentukannya minggu ke-16, proses destruksi itu berhenti dengan sendirinya.
Dalam perjalanan destruksinya terjadi pengrusakan desidua jauh ke dalam struma basalis, dengan menanamkan korion frondosumnya sehingga plasenta dengan mantap tertanam dalam desidua. Dalam perjalanannya terjadi destruksi pembuluh darah vena pada hari ke 12-13, sedangkan destruksi pembuluh darah arteri, terjadi pada hari ke 14-15. Dengan terbukanya pembuluh vena dan arteri pada hari ke 14-15, terjadilah sirkulasi retroplasenta, sebagai bagian penting untuk mendukung tumbuh kembangnya janin dalam rahim sehingga vili korialis mendapatkan saripati nutrisi dari darah ibu secara langsung. Pembentukan vili korialis pada hari ke 17 yang berasal dari mesenkim (mesoderm) sehingga sejak saat itu mulai terdapat “sirkulasi janin”.
Bagian- bagian Placenta
Plasenta terbentuk dengan lengkap pada minggu ke-16 dengan ciri mempunyai bagian maternal dan bagian fetalis, sebagai berikut:
  1. Bagian maternal
a.       Bagian desidua maternal
·         Stroma kompakta
·         Stroma spongiosa
·         Septum yang berasal dari desidua
b.      Lapisan Nitabuch, yang membatasi tetanamnya korion frondosum pada basalis
  1. Bagian fetalis     
a.       Menghadap ke janin: membrana korii
·         Amnionnya
·         Pembuluh darah janin vena dan arteri
b.      Menghadap ke arah maternal
·         Korion frondosum
·         Kotiledon dengan vili korialisnya
Sirkulasi retroplasenta merupakan sirkulasi tersendiri untuk dapat melangsungkan pertukaran nutrisi, elektrolit, O2 dan CO2, membuang hasil metabolisme yang tidak berguna bagi janin, dan memasukkan bahan-bahan yang diperlukan secara khusus. Dengan demikian, darah janin dan darah ibu yang berada dibelakang plasenta tidak bercampur dan dibatasi oleh “membrane plasenta”, yang terdiri dari:
  1. Lapisan sel sinsitiotrofoblas   
  2. Lapisan sitotrofoblas (sel Langhan)
  3. Jaringan ikat penyangga pada vili korialis
  4. Endotel kapiler pembuluh darah janin
Sirkulasi retroplasenta
Pada hari ke 12-13 pembuluh darah vena desidua telah didestruksi sehingga terbuka dan menimbulkan “lakuna yang berisi darah ibu” selanjutnya pada hari ke 14-15, pembuluh darah arteri spiralis terbuka sehingga sejak saat itu telah terbentuk “sirkulasi retroplasenta awal”. Dengan demikian, nutrisi telah diambil dari sirkulasi darah ibu, dan diikuti tumbuh kembangnya plasenta sampai usia kehamilan 16 minggu.
Sirkulasi retroplasenta sangat penting artinya karena melalui sirkulasi semua fungsi plasenta dapat berlangsung. Terdapat beberapa faktor penting yang menentukan mekanisme sirkulasi retroplasenta sebagai berikut:
  1. Pembuluh darah arteri dari arteri spiralis, seolah-olah tegak lurus sehingga dapat menyemburkan darah sampai palsental plate.
  2. Tekanan arteri spiralis yang menyemburkan darah sekitar 80 mmHg.
  3. Vena-vena di desidua seolah-olah berjalan sejajar dengan dinding rahim, dengan tekanan sekitar 8 mmHg.
  4. Pada beberapa tempat tertentu dijumpai penampungan sementara darah retroplasenta sehingga tidak menggangu pertukaran nutrisi.
  5. Dibagian tepi tempat penampungan darah terdapat sinus marginalis.
  6. Tekanan dari aorta sampai vena cava berangsur-angsur menurun sehingga dapat membantu sirkulasi retroplasenta.
  7. Terdapat juga arteriovenosus shunt sehingga dapat mengendalikan tekanan sirkulasi retroplasenta dalam situasi stabil.
Efek semburan cabang arteri spiralis yang relatif tegak lurus dapat menimbulkan gerakan pasif dari vili korialis sehingga hampir seluruh permukaannya akan tersiram oleh darah dalam sirkulasi retroplasenta itu.
Dikemukakan bahwa setiap plasenta mempunyai sekitar 16-20 kotiledon yang selanjutnya mempunyai cabang besar dan kecil dengan ujungnya,  yaitu “vili korialis”. Diperkirakan bahwa luas permukaan plasenta yang dianggap aktif ikut serta dalam proses pertukaran nutrisi lainnya sekitar 11 m2.
Pada minggu ke 16 setelah plasenta selesai terbentuk, sel lapisan sitotrofoblas atau sel langhan, makin menghilang, sehingga mempermudah terjadinya pertukaran nutrisi dan kebutuhan lainnya.
Pada saat inpartu dengan kontraksi otot rahim dalam jarak pendek, secara keseluruhan fungsi plasenta tidak terganggu oleh karena tekanan darah dan lamanya aliran darah retroplasenta dikendalikan oleh arteriovenous shunt sebagai berikut :
  1. Kontraksi otot rahim mungkin akan menutup sebagian vena desidua basalis, tetapi tidak akan menutup seluruh arteria spiralis yang mempunyai dinding yang lebih tebal.
  2. Dengan demikian aliran darah arteria akan tetap mengalir, dan waktu keberadaannya disirkulasi retroplasenter akan lebih lama sehingga pertukaran nutrisi atau fungsi plasenta lainnya tetap dapat berlangsung.
  3. Dalam situasi kontraksi inilah sinus marginalis sangat berfungsi untuk menampung darah sementara.
His inpartu sekitar 3-4 kali dalam 10 menit, sehingga masih terdapat peluang interval, terjadinya aliran darah normal keluar dari sirkulasi retroplasenta.
Dalam kontraksi otot rahim yang sangat cepat sampai tetania uteri atau tali pusat terjepit, akan terjadi asfiksia intrauteri yang dapat dibuktikan dengan perubahan dan gangguan detak jantung janin.
Proses pematangan plasenta telah terjadi sejak kehamilan berumur 28 minggu, dan berlangsung terus sampai hamil aterm dengan tanda sebagai berikut:
  1. Terjadi penebalan membran
  2. Terjadi timbunan fibrin dan kalsium, pada vili korialis dan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan obliterasi pembuluh darah.
  3. Obliterasi pembuluh darah menimbulkan infark kecil dan besar karena kekurangan darah dan akan menambah timbunan kalsium.
Pematangan plasenta menimbulkan gangguan fungsinya dan menurunnya pengeluaran hormonal sehingga dapat dimulai timbulnya kontraksi Braxton Hick yang pada gilirannya menjadi kontraksi untuk persalinan.

Fungsi plasenta
Fungsi plasenta dapat dijabarkan sebagai berikut:
  1. Plasenta sebagai alat pertukaran nutrisi
Untuk dapat melaksanakan fungsi nutrisi, plasenta dapat melakukan dengan jalan:
a.       Pertukaran zat pasif
1).    Secara filtrasi
·         Plasenta bertindak sebagai membran semi permeabel.
·         Perbedaan tekanan hidrostatik dapat menimbulkan filtrasi zat yang larut dalam air, mengalir ke tempat dengan tekanan yang lebih rendah.
2).    Difusi
·         Molekul kecil yang dapat melalui sifat membran semi permeabel plasenta.
·         Arah aliran zat yang larut dalam air, tergantung dari konsentrasinya.
·         Difusi akan lebih cepat aktif karena terdapat molekul pengangkut atau system saluran disebut “system karier”.
3).    Dengan diapedesis : khususnya untuk eritrosit.
b.      Melalui fungsi transport aktif
1).    Diatur oleh sistem enzim
·         Dijumpai bahwa terdapat aliran kontinu beberapa zat yang sangat diperlukan janin untuk tumbuh kembangnya walaupun konsentrasinya sudah cukup tinggi.
·         Cara kerja enzim untuk tetap mengalirkan keperluannya dapat dipecah dulu pada vili korialis dan selanjutnya disintesis kembali setelah dimasukkan kedalam darahnya.
·         Untuk dapat melaksanakan tugas transportasi aktif ini diperlukan metabolisme tinggi dalam plasenta.
·         Bahan yang ditransportasi aktif dan dipecah dulu adalah:
-          Protein menjadi asam amino
-          Lemak menjadi asam lemak bebas
-          Polisakarida menjadi monosakarida

2).    Sistem pinositosis
·         Pengambilan zat secara khusus dengan metode ameboid
·         Zat yang masuk melalui pinositosis adalah protein dan antibodi.
  1. Plasenta sebagai alat respirasi
Untuk terjadinya pertukaran gas CO2 dan O2 dalam plasenta, diperlukan aktivitas khusus plasenta selain adanya perbedaan tekanan kedua gas. Dengan kemampuan pertukaran gas ini, seolah-olah plasenta dapat ikut serta dalam keseimbangan asam basa antara darah ibu dan fetal sehingga pHnya tetap terkendali.
Lebih lanjut, aktivitas terbatas plasenta ini dapat mempertahankan keseimbangan tekanan gas pada ruang intervillous sehingga pertukaran gas ini berlangsung mantap.
Dikemukakan bahwa terdapat perbedaan PO2 sekitar 10 mmHg antara vena umbilikalis dan vena uterina dan besar perbedaan yang sama antara vena umbilikalis dengan ruang intervillous.
Sekalipun diketahui bahwa CO2 larut dalam darah dan jaringan tetapi perbedaan tekanan PCO2 antara vena umbilikalis dan vena uterina hanya 3 mmHg.
Kecilnya perbedaan PO2 dan PCO2 antara arteria dan vena umbilikalis, dapat disebabkan tingginya metabolisme yang terdapat pada plasenta. Selain itu terjadi ketidakmerataan pertukaran gas di semua bagian plasenta.
Karbondioksida dalam darah dapat berbentuk larutan CO2 atau sebagai bikarbonat yang berfungsi sebagai keseimbangan asam basa atau buffer. Oleh karena itu , aliran karbondioksida dari janin kematernal, terjadi dalam bentuk molekul yang berlangsung secara difusi.
Disamping itu, terdapat perbedaan afinitas elektrolit fetal yang lebih tinggi terhadap O2 sehingga dengan mudah dapat melepaskan CO2 ke dalam darah ibu. Sedangkan afinitas elektrolit dewasa terjadi sebaliknya, yaitu dengan mudah melepaskan O2 dan mudah menarik CO2.   
  1. Plasenta sebagai alat seksresi
Setelah ginjal janin mulai berfungsi, sebagian hasil metabolisme akan dikeluarkan melalui ginjal. Hasil metabolisme meliputi kreatinin, ureum, elektrolit, amoniak, dan sebagainya. Semua sisa metabolisme tersebut akhirnya akan disalurkan sebagai air seni janin dan dijumpai pada air ketuban. 
  1. Plasenta sebagai sawar
Plasenta merupakan pemisah yang sangat efektif terhadap tercampurnya darah janin dan maternal sehingga disebut sebagai sistem “hemokoreoendothelial”. Sistem ini sangat penting untuk perkawinan antar bangsa yang sebagian perempuannya mempunyai “rhesus negatif” dengan pria yang mempunyai sistem rhesus positif. Sawar plasenta tidak begitu efektif karena masih dapat ditembus oleh:
a.       Virus dan berbagai bakteri
b.      Obat-obatan
Kedua hal diatas dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya janin dalam rahim, pada waktu terjadi “organogenesis” yaitu pembentukan organ.
  1. Plasenta sebagai sumber hormon kehamilan 
Selama kehamilan seolah-olah plasenta dapat menggantikan fungsi hipofisis bahkan mungkin hipotalamus dan memicu dikeluarkannya hormon gonadotropin sehingga semua metabolisme tubuh dapat ditingkatkan untuk mendukung tumbuh kembangnya janin dalam rahim.
Plasenta bertindak sebagai master of gland during pregnancy sehingga fungsinya harus diketahui dengan baik untuk dapat melakukan evaluasi terhadap perkembangan kehamilan yang sedang berlangsung.
a.       Human chorionic gonadotrophin
Human chorionic gonadotrophin telah dikeluarkan sejak hari ke7-9 setelah ovulasi atau saat terbentuknya blastokis sehingga dapat mempertahankan korpus luteum graviarum sampai plasenta terbentuk. Puncak dikeluarkannya hCG tercapai pada kehamilan umur 60 hari atau minggu ke 10 dan selanjutnya makin menurun sampai kehamilan aterm.
Fungsi human chorionic gonadotrophin adalah:
·         Saat permulaan kehamilan korpus luteum sampai plasenta tumbuh dengan lengkap
·         hCG pada janin laki-laki masuk kesirkulasi darah janin sehingga merangsang pengeluaran testosteron dari sel leydig.
·         hCG merangsang dikeluarkannya relaksin dari desidua sehingga dapat menimbulkan relaksasi otot rahim dan vasodilatasi pembuluh darah.
·         Sifat rangsangan hCG dapat bertindak sebagai LH, TSH, dan FSH, tetapi tertekan karena tingginya konsentrasi hormon steroid eperti estrogen dan progesterone.
b.      Human placental lactogen
Sudah dapat dideteksi 5-10 hari setelah fertilisasi
Fungsinya adalah:
·         Meningkatkan transportasi asam amino menuju janin
·         Meningkatkan hidrolisis lemak menjadi asam lemak sehingga dapat dipergunakan dalam metabolisme dan membentuk cadangan lemak baru.
·         Merupakan antiinsulin maternal yang relative tinggi sehingga dapat menekan penggunaan glukosa oleh ibu dan diarahkan menuju sumber energi janin.
·         Dengan konsentrasi yang tinggi , pengeluaran FSH dan LH maternal dapat ditekan sehingga tidak terjadi tumbuh kembang primer folikel dan menghalangi terjadinya ovulasi.
·         Konsentrasi human prolactine inilah yang menyebabkan terjadinya pengeluaran ASI selama kehamilan.
c.       Somatomammotropin
Dibentuk di plasenta dengan fungsi yang dapat membantu human placenta lactogen sehingga metabolisme karbohidrat dan lemak berlangsung lebih baik.
d.      Pembentukan estrogen  
Pembentukan estrogen diatur oleh empat komponen penting yaitu:
·         Sumbernya adalah low density lipoprotein (LDL)
·         Pengaturan dalam atau oleh hormon kelenjer hipofisis
·         Pengaturan atau pembentukan intraplasenta
·         Pengaturan atau pembentukan intra kelenjar adrenal janin.

AIR KETUBAN (cairan amnion)

 Pengertian
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput janin yang merupakan element penting dalam proses persalinan. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menetukan diagnose kesejahteraan janin.

Struktur cairan amnio
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc. Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral, dengan berat jenis1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6% g per liter, terutama albumin.
Dijumpainya lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah paru-paru janin sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin merupakan tanda bahwa permukaan paru-paru (alveolus) diliputi oleh zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan bernafas. Cara penilaiannya adalah dengan cara menghitung rasio L/S. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau letak janin sungsang, maka akan kita jumpai warna air ketuban yang keruh kehijauan, karena telah bercampur dengan mekoneum.

  Kondisi normal Amnion
Seiring pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin mempengaruhi komposisi cairan ketuban. Jumlah air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu kehamilan. Jumlah itu pun akan bertambah atau berkurang sesuai perkembangan kehamilan. Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat jadi+ 984 ml pada usia kehamilan 33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.
Cara Mengenali Air Ketuban
  1. Dengan lakmus,
  2. Makroskopis : bau amis, adanya lanugo, rambut, dan veniks caseosa, bercampur mekoneum,
  3. Mikroskopis : lanugo dan rambut,
  4. Laboratorium : kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kencing.

Fungsi cairan amnion
1.   Fungsi cairan amnion Untuk proteksi janin,
2.   Mencegah perlekatan janin dengan amnion,
3.   Agar janin dapat bergerak dengan bebas,
4.   Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu,
5.   Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum, yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin,
6.   Meratakan tekanan intrauterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah,
7.   Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira 350-500 cc.
Kelainan air ketuban

a.        Polihidramion
                 Cairan ketuban paling banyak dihasilkan oleh proses urinasi atau produksi air seni janin. Si jabang bayi minum air ketuban dalam jumlah yang seimbang dengan air seni yang dihasilkannya. Volume air ketuban mestinya tidak persis sama dari waktu ke waktu. Volume ini mengalami puncak di umur kehamilan sekitar 33 minggu, yakni sekitar 1-1,5 liter yang berangsur berkurang mendekati kehamilan cukup bulan (40 minggu). Pada kasus hidramnion, volume bisa mencapai 3-5 liter yang umumnya terjadi setelah umur kehamilan mencapai 22 minggu atau sekitar 5 bulan.
Polihidramion  terjadi karena:
·        Produksi air seni janin berlebihan.
·        Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu    hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing kongenital.
·        Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada janin sehingga ia tak bisa menelan air ketuban. Alhasil, volume air ketuban meningkat drastis.
·        Kehamilan kembar, karena ada dua janin yang menghasilkan air seni.
·        Ada proses infeksi.
·        Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem saraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan.
·        Ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol.
·        Inkompatibilitas/ketidakcocokan Rhesus.
Gejala
Gejala yg dirasakan ibu adalah: susah bernafas, berdebar2 dan bengkak pada kaki. Saat diperiksa perut ibu tampak tegang dan mengkilat. Tinggi rahim melebihi usia kehamilan serta bagian2 janin sulit diraba dari luar. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG untuk menilai AFI, jumlah bayi, letak bayi dan deteksi kelainan kongenital bayi.
Komplikasi
Kompliaksi yang bisa tejadi adalah: Pre-eklampsia, KPD, Persalinan kurang bulan, perdarahan pra-persalinan.
Dampak
Cairan ketuban yang berlebih berdampak buruk. Ibu biasanya merasa kandungannya cepat sekali membesar. Pada kasus hidramnion ekstrem, pembesaran perut biasanya begitu berlebihan sehingga dinding perut menjadi sedemikian tipis. Bahkan pembuluh darah di bawah kulit pun terlihat jelas. Lapisan kulit pecah, sehingga tampak guratan-guratan nyata pada permukaan perut. Kalau diukur, pertambahan lingkaran perut terlihat begitu cepat. Begitu juga tinggi rahim.
Cairan ketuban yang berlebih menyebabkan peregangan rahim, selain menekan diafragma ibu. Itu semua akan memunculkan keluhan-keluhan serupa dengan kehamilan kembar, di antaranya sesak napas/gangguan pernapasan yang berat, pertambahan berat badan berlebih dan bengkak di sekujur tubuh. Keluhan-keluhan tersebut ujung-ujungnya akan memicu terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang mungkin harus diakhiri dengan persalinan prematur.
Disamping itu, letak janin umumnya jadi tidak normal. Dengan alat pemeriksa, suara denyut jantung janin terdengar jauh karena letaknya jadi cukup jauh dari permukaan. USG bisa mendapat diagnosis yang lebih pasti dengan cara mengukur ketinggian kantung air ketuban dan indeks cairan amnion. Alat ini sekaligus dapat mengetahui apakah ada kelainan bawaan pada janin dan gangguan pertumbuhan janin.
Peregangan atau tekanan yang begitu kuat pada dinding rahim dapat memicu terjadinya kontraksi sebelum waktunya. Namun, dokter tentu akan mengupayakan agar tidak terjadi persalinan prematur dengan cara memberikan obat “peredam” kontraksi.Cairan ketuban yang berlebih juga bisa meningkatkan risiko komplikasi persalinan, yaitu perdarahan pascapersalinan. hidramnion juga amat memungkinkan terjadinya komplikasi plasenta terlepas dari tempat perlekatannya. Belum lagi risiko terjadinya kematian janin dalam kandungan.
Yang jelas, kemungkinan ibu menjalani bedah sesar jauh lebih tinggi dibanding kehamilan biasa mengingat letak janin yang tidak normal dan menurunnya tingkat kesejahteraan janin.

Cara mengatasi
Cara yang biasanya ditempuh adalah dengan menyedot atau mengeluarkan sebagian cairan ketuban melalui sebuah jarum khusus yang dimasukkan dari permukaan perut yang disebut dengan amniosentesis. Cairan tersebut akan diperiksa sel-sel kromosomnya untuk ditelusuri apakah ada kelainan. Tindakan ini dapat dilakukan berulang kali sampai kehamilan cukup bulan. Tindakan ini juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa sesak si ibu yang kadang tak tertahankan.

Kemungkinan persalinan
Operasi sesar juga tidak otomatis menjadi jalan terbaik bagi persalinan dengan kasus ini. Prinsip utama dan dasar ilmu kedokteran secara universal yaitu “primum non nocere”, artinya “pertama-pertama janganlah melukai”. Jadi, pada kasus hidramnion dimana kemungkinan kecacatan janin tinggi, dokter kandungan akan berpikir dua kali sebelum memilih “melukai ibu” untuk mendapat bayi yang “cacat” dengan kemungkinan hidup kecil. Para dokter akan mengupayakan persalinan per vaginam walupun ibu bergelut dengan kasus hidramnion.

b.      Oligohidramion
Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc. Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan USG. Istilah medisnya oligohidramnion. Ibu harus curiga jika ada cairan yang keluar secara berlebih atau sedikit tetapi terus-menerus melalui vagina. Biasanya berbau agak anyir, warnanya jernih, dan tidak kental. Sangat mungkin itu adalah cairan yang keluar/merembes karena ketuban mengalami perobekan. Tanda lainnya adalah gerakan janin menyebabkan perut ibu terasa nyeri.segera konsultasikan dengan dokter/bidan untuk memastikan apakah itu cairan ketuban atau bukan. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya ketuban pecah dini adalah infeksi vagina/jalan lahir. Dengan demikian untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini, ibu harus berupaya menjaga kebersihannya agar tidak terkena infeksi jalalahir.















Dampak
Kurangnya cairan ketuban tentu saja akan mengganggu kehidupan janin, bahkan dapat mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh dalam “kamar sempit” yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada kasus ekstrem dimana sudah terbentuk amniotic band (benang/serat amnion) bukan tidak mustahil terjadi kecacatan karena anggota tubuh janin “terjepit” atau “terpotong” oleh amniotic band tersebut. Efek lainnya, janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih, pertumbuhannya terhambat, bahkan meninggal sebelum dilahirkan. Sesaat setelah dilahirkan pun, sangat mungkin bayi berisiko tak segera bernapas secara spontan dan teratur.
Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban lalu robek dan airnya merembes sebelum tiba waktu bersalin. Kondisi ini amat berisiko menyebabkan terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah. Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar.
Mengatasi
Sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal dan janin masih hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun sudah pecah berhari-hari. Walau sebagian berasal dari kencing janin, air ketuban berbeda dari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang menjadi petunjuk bagi wanita hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air ketuban atau air seni.
Supaya volume cairan ketubankembali normal, dokter umumnya menganjurkan ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang. Pendapat bahwa satu-satunya cara untuk memperbanyak cairan ketuban adalah dengan memperbanyak porsi dan frekuensi minum adalah “salah kaprah”.
Kemungkinan persalinan
Tidak benar bahwa kurangnya air ketuban membuat janin tidak bisa lahir normal sehingga mesti dioperasi sesar. Bagaimanapun, melahirkan dengan cara operasi sesar merupakan pilihan terakhir pada kasus kekurangan air ketuban. Meskipun ketuban pecah sebelum waktunya, tetap harus diusahakan persalinan per vaginam dengan cara induksi yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung.:Elstar Offset
Manuaba, I.B.G, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. :Buku Kedokteran (EGC)
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung.: Eleman
Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika
http://www.drdidispog.com/2009/06/oligohidramnion-air-ketuban-sedikit.html